Sebenarnya aku bukan orang yang suka endorsement – kecuali Salonpas (serius, Salonpas selalu ada di tasku, apalagi kalau lagi jalan-jalan ke luar negeri). Tapi karena ini adalah bagian dari prosedur #PSA (Publisher Seeking Authors), editor menyuruhku pasang paling sedikit 3 endorsements. “Biasanya dari sesama penulis, Mbak,” begitu pesannya.
Aku langsung terpikir Donna dan Rina. Ini blog mereka: Primadonna Angela dan Rina Suryakusuma, sesama penulis di GPU yang sudah tahu cerita ini sejak kutulis tahun lalu.
Ketika aku menerima pesan editorku, mbak Anin, ada suami di sebelah. Seperti biasa, suami istri saling kepo. “Endorsement itu apa?” tanyanya polos. Dia pasti mikirnya endorsement itu kamu ditunjuk jadi bintang iklan kosmetik, misalnya.
Aku buru-buru menyambar salah satu novel di rak buku (yay! akhirnya aku punya rak buku sendiri setelah menikah – walau bukunya berantakan dan raknya hanya berisi buku-buku yang baru dibeli dan belum dibaca sehingga belum dikirim balik ke dus katalog calon perpustakaanku di rumah ortu). “Ini lho, cuma maksimal 2-3 kalimat, komentar atas novel ini bla bla,” kataku sambil menunjuk ke cover belakang novel. “Bisa di sampulnya, bisa di dalamnya.”
Dengan penasaran, suami kepo melihat contoh novel (karya Meg Cabot) dan manggut-manggut. “Kutulisin deh endorsement satu buat kamu!”
Aku terus terang: syok, tapi apalah dayaku. Masa niat baik suami ditolak? Sepertinya dia sudah mulai embracing the life of being a husband to a “celebrity” novelist – yang datang sepaket dengan para penggemar dan pembenci berdedikasi. Dua rius. Berdedikasi. Suamiku sampai angkat topi. Mereka itu benar-benar memukau. Sampai memantau isi Twitter-ku, wall Facebook-ku segala. Sampai menuduh dua puisi gombal karya suami sebagai bukan karyanya (wah ini jan kebangeten tenan!). Memangnya aku kurang kerjaan sampai bisa sok romantis ke diri sendiri? Aku juga anti plagiarisme. Kalau puisi itu karyaku, nggak bakalan ya aku membiarkan suami mengklaim itu karyanya…
Kembali ke topik endorsement. Aku melihatnya sih bagus banget kalau suami sampai menawarkan diri hihihi. Alasannya:
1. Bikin Lisa tambah gondok.
2. Bikin Armand sadar bahwa aku menulis novel ini itu didukung 100% sama suami. Salah sendiri dia kawin sama cewek nggak tau diri kayak si Lisa.
3. Bikin haters club makin penasaran sehingga membeli novel ini (atau beli satu, baca digilir karena mereka pelit). In any case, semua yang beli kan menyumbang royalti untuk PMI.
Jadi tiga endorsers yang kupilih adalah Donna, Rina, dan misua sendiri.