The first of many. Acara Meet & Greet di Batam adalah yang pertama dari serangkaian acara promosi yang kami rencanakan akhir tahun ini. Di tahun ini, ada dua novel yang diterbitkan oleh Yunisa KD, Obsesi dan Dejavu dan juga Sepotong Kata Maaf.
Yang pertama, novel Sepotong Kata Maaf adalah yang pertama dari serial yang ditargetkan untuk menggugah kita untuk menegakkan standar moral yang tinggi, juga disertai dengan inisiatif Yunisa KD yang menyumbangkan seluruh royalti dari buku ini untuk PMI.
Yang pertama lagi, ini adalah pertama kalinya saya mengetahui seluk beluknya mengadakan acara temu pengarang (Meet & Greet) lewat Gramedia. Exciting tentunya, tapi juga banyak pelajaran yang bisa dipetik. Yang terutama buat kami adalah pentingnya follow up. Acara ini sudah digagas jauh hari sebelum hari H, semua pihak sudah setuju, Mbak Bintang dan Mbak Ika dari markom Gramed juga sudah mendesain dan memastikan tanggal. Semua terlihat OK, tapi ternyata sudah dekat hari H, kami belum dapat konfirmasi desain. Setelah follow up, kami baru tahu kalau email dari markom pusat terlewatkan sama pihak Gramedia Batam. Untungnya, masih sempat dicetak, walaupun kami agak kecewa karena banner baru dipasang pada hari H-1. Jadi kesan kami, pengaturannya masih kurang maksimal.
Nah, di liputan yang pertama dari serangkaian acara Meet&Greet ini, kami juga baru pertama kali ke BCS Mall, minimal buat saya. Sudah tiga kali sebenarnya ke Batam, tapi setiap kali ke Batam, selalu saja ada yang baru. Kami sampai di Batam sabtu siang, langsung ke Gramedia BCS Mall, pengen tahu lokasi sekalian bertemu dengan staff yang akan memoderasi acara besok. Sesampainya di sana, kok sepi-sepi aja tidak ada pengumuman soal acara besok, kami bertemu dengan Mbak Mamit yang mengatur, stand in untuk Mas Rezza yang kebetulan lagi keluar kota. Akhirnya kami diberi tahu kalau banner baru sampai dan baru akan dipasang. Setelah kami konfirmasi jam dan agenda, pergilah kami mencari makan. Ya makanan memang salah satu tujuan ke Batam ini, sebagai penggemar makanan Indonesia, jelaslah tidak akan melewatkan kesempatan makan! Pilihan pertama pempek dan nasi timbel. Lumayan, tapi masih bukan yang paling enak menurut kami. Selesai makan, kami kembali dan banner sudah dipasang. Bisa dilihat foto Yunisa KD bersama banner di depan Gramedia BCS di galeri di bawah. Acara dilanjutkan dengan pijat dan makan lagi dong.
Acara dimulai pukul 2 WIB hari Minggu, dengan moderator Mbak Taty, sempat mengalami masalah dengan mikrofon, yang harus diarahkan ke arah tertentu agar bisa tertangkap sinyalnya. Tanya jawab berlangsung sekitar 45 menit, dengan berbagai topik seputar sepotong kata maaf yang rupanya lebih menarik untuk dibahas. Dimulai dari alasan penulisan, sampai pembahasan masalah yang ditampilkan di buku ini,yaitu mahalnya sepotong kata maaf, yang membuat pengarang menuliskan pengalaman ini dan membunuh tokoh yang tidak disukainya tujuh kali. Tidak tanggung-tanggung ya memang. Dengan gaya Yunisa KD yang to the point, dibagikanlah trik dan kiat menulis, yang ditanyakan oleh salah satu orang yang berminat untuk menjadi penulis.
Ya, meskipun sedikit, Obsesi dan Dejavu juga mendapatkan ulasan, malah salah satu pengunjung sempat menanyakan soal isi buku Memory and Destiny yang merupakan prekuel dari Obsesi dan Dejavu ini.
Meskipun ada sedikit kekacauan dari segi planning dan beberapa faktor yang kami rasa kurang maksimal, acara ini berjalan dengan lancar. Dan sehabis acara, kami menghabiskan waktu makan-makan, sebelum kembali ke Singapura dengan ferri.
Ini adalah first of many, jadi kalau kamu ingin ketemu dan bertanya langsung dengan Yunisa KD, ikuti salah satu acara Meet&Greet yang bakal ada di Yogyakarta, tanggal 20 dan 23 Desember, dan Surabaya, tanggal 28 Desember, 29 Desember, dan 4 Januari. Info lengkap akan kami terbitkan di website ini.
Pssttt… kejadian lucu yang bikin saya tertawa, sehabis acara, sandal Yunisa yang sudah tidak nyaman dipakai terpaksa dibuang, jadilah suaminya harus berburu sandal yang nyaman dipakai di mall BCS selagi Yunisa duduk menunggu di restoran hehehe
Ada pengunjung yang kebetulan hadir yang ikut berpartisipasi. Banner baru siap beberapa jam sebelum dan tidak ada promosi sama sekali, jadi pihak toko buku hanya mengandalkan pengunjung pada hari itu yang kebetulan lumayan ramai.
oh i see. hopefully more fans will show up in the next events.
Thank you, Monique 🙂
Did anyone, except for the book store staff, show up? :-/