Pertama-tama, kalau menulis surat resmi permintaan maaf itu, perhatikan penulisan nama orang yang Anda minta maaf. Athiera atau Athira ini (nama di proposal berbeda dengan nama di surat resmi permintaan maaf), sudah melakukan kesalahan fatal dengan salah mengeja namaku dan Penerbit Andi (dia sebut “saudara Andi” LOL).
Aku tidak semurah hati Dr Dede Selamat Sutedja yang “cincay” saat namanya dieja Mt Elizabeth hospital menjadi Dr Dede Sutedje. Kalau orang Indonesia sampai tidak bisa mengeja nama YUNISA, Anda kebangetan!!! Apakah Anda benar-benar lulus SD??? Mau tahu lagi betapa pentingnya penulisan nama di LN? Bank menolak menguangkan cek jika Anda salah eja nama meski hanya salah 1 huruf! Mereka tidak peduli jika nama Anda panjang seperti kereta api (my name is too long, indeed).
Kedua, Pak Dosen Pembimbing, Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Sastra Gunadarma, Drs Hendro Firmawan, apakah Anda sempat membaca isi surat? Ini surat resmi atau karangan fiksi ya? Apakah Bapak Dosen yang terhormat hanya cap dan tanda tangan tanpa baca dan koreksi? Sebagai dosen, saya mengharapkan Bapak cermat membaca surat yang Anda tanda tangani. At least my previous English Skills lecturers, selalu koreksi tulisanku, sampai aku disuruh tulis ulang 5 kali sebelum esaiku diterima untuk dinilai!
————————————
Kepada Yth, (kok koma sih???)
Yunnisa KD (namaku Yunisa, dengan satu “n”!)
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini; (kok titik koma sih??? di bawah, bukan “dibawah”)
Nama: Athira Pertiwi Wulandari
NPM: 1164777
Dari: BEM Fakultas Sastra Universitas Gunadarma
Dengan ini menyatakan, sehubungan dengan kesalahan yang telah saya lakukan atas Saudari Yunnisa KD yang juga menyangkut pautkan (heh, ejaan sudah salah, namaku sudah ditulis konsisten salah, eh kalimat juga ngawur! Bukan “sangkut paut”, memang Penerbit Andi dan Penerbit Grasindo sudah memberikan konfirmasi, Dik!!! Ini konotasinya Anda menyalahkan saya. You should have written: “Saudari Yunisa KD beserta Penerbit Andi dan Penerbit Grasindo) saudara Andi dan pihak Penerbit Grasindo, yakni melakukan tindakan kekeliruan atas pembatalan penawaran sebagai pembicara dalam acara Coaching Clinic yang akan dilaksanakan oleh BEMF-SASTRA Universitas Gunadarma, maka dengan ini saya bermaksud untuk menyampaikan surat permohonan maaf berkaitan dengan peristiwa tersebut.
Silakan ngakak baca paragraf kedua ini. Ngelesnya masih belum selesai, dan terlihat semakin tidak profesional. Orang seperti ini kok jadi Ketua Acara Coaching Menulis??? :O
Kekeliruan saya yang lupa (lupa? Alasan klasik untuk melepaskan tanggung jawab) untuk mengkonfirmasi sebelumnya atas pembatalan penawaran tersebut merupakan tindakan diluar dugaan saya. (tindakan di luar dugaan apanya???) Oleh karna itu saya memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas kekeliruan ini dikarenakan saya hanya manusia biasa yang tidak luput dari sebuah kekeliruan. (Ini surat fiksi atau surat resmi sih?)
Demikian surat permohonan maaf ini saya buat sebagai bentuk penyesalan saya terhadap tindak kekeliruan yang telah saya lakukan. Semoga Saudari Yunnisa KD beserta saudara Andi dan pihak Penerbit Grasindo yang bersangkutan dalam hal ini, berkenan untuk memaafkan saya. Atas perhatian dan kelapangannya saya sampaikan terimakasih. (terima kasih, bukan terimakasih, ampun dah!)
Tag:Gunadarma