#30haribercerita
Probably this is the longest rant I ever write to-date.
Sama seperti ibu-ibu di seluruh Indonesia Raya, saya marah dengan ucapan Ahok yang menjelek-jelekkan Vero, mantan istri yang sudah memberikan 3 anak. Ibu dari 3 anak Anda loh. Di Hong Kong, kalau berebut gono-gini, hakim bakal membela Bu Vero loh. 20 tahun kawin, 3 anak. Pengorbanan pasti banyak.
Sekarang komplainnya:
Tidak bisa masak? Tidak bisa bikin kue? Tidak “merawat” suami?
Merawat suami artinya apa ya? Kayak Oshin jadul nyiapin air mandi, baju, handuk? Hahahahah kenapa tidak mempekerjakan butler aja?
Hello, Pak Ahok, alm. engkong saya yang besar zaman perang dunia, menghardik putrinya yang sibuk belajar masak dan menjahit.
“Belajar kerja dulu! Bantu jualan di pasar! Masak bisa belajar nanti. Kalau ada duit, bisa bayar koki, bisa beli makanan di restoran!”
Hasilnya, semua putri engkongku jago cari duit. Mereka juga jago masak dan bikin kue meski jarang banget alias special occassion atau nunggu mood. Dan semua bisa jahit menjahit, meski mata sudah plus semua sekarang.
Aku SMP pernah kaget banget pas dikirimi kakaknya Mama: kue mangkok mengembang sempurna dan lebih enak daripada beli di pasar. Ternyata tanteku diam-diam pintar masak. Cuma bisnis yang ditekuni itu ritel, bukan katering.
Alm. nenek buyutku, Jawa Kristen – dan aku tidak tahu siapa yang meng-Kristen-kan soalnya dari aku kecil tahunya beliau sudah Kristen, malah lebih “saklek” lagi. Beliau milih cerai dan membesarkan kedua putrinya sendirian daripada dipoligami.
“Kalau semua temenmu masuk sumur, kamu mau ikut nyemplung sumur juga?”
Omelan beliau kujadikan patokan.
“Kamu anak yang sudah bisa baca-tulis-ngitung ya belajar cari duit sendiri!”
Beliau lalu mengenalkan bakul sandal jepit ke cucu perempuan pertama yang baru berusia 7 tahun sehingga anak kelas 1 SD pulang sekolah berjualan sandal jepit. Wow banget kan, eyang buyut putri?
Sementara kata Anda, Anda mencari istri sebagai pengganti Mama. OMG. Hawa itu diciptakan dari tulang rusuk agar sejajar ya, bukan jadi pembantu. Prinsip ini saya pakai dalam cari suami. Yang jadi suami saya harus mau bantu pekerjaan rumah tangga. Serius. Bagi bule ini normal loh. Saya dulu bekerja di lingkungan global yang tidak patriarkis. Cewek bisa cari $$$, cowok juga cari $$$. Cowok cewek sama-sama harus mau masak, cuci, sapu, pel. Kolega bule dan India juga bantu istri ganti popok bayi. Atau bikin susu formula atau menghangatkan ASI di kulkas.
Bu Vero sudah “migunani” bagi masyarakat selama Anda jadi wagub & gubernur DKI. Itu bagi kami ibu-ibu dan kaum feminis, lebih mantep daripada tinggal di rumah tok, masak-masak, nunggu Anda pulang tengah malam.
Ahok vs. JT
Jika Julianto Tio berengsek, Anda sudah bilang ke istrinya belum? Waktu ketemu JT, Anda sudah bilang: inget anakmu masih bayi barusan lahir?
Seharusnya jangan cerai kalau Anda belum mediasi tatap muka dengan semua pihak pengganggu. Labrak saja, bawa pendetanya Julianto sekalian. Bikin istri Julianto juga tahu bahwa suaminya mengganggu istri Anda. Biasanya tipe pengecut langsung mengkeret. Come on, Anda kan “pemahaman nenek loe!”
Teorinya kalau JT anaknya masih bayi sewaktu Anda jadi gubernur, berarti JT kawinnya barusan? Sebelum married, dia pasti butuh pemberkatan gereja dan Anda punya kesempatan untuk melapor ke pendeta. Kan selalu ada 3x pengumuman warta gereja – siapa yang berkeberatan atau punya unek-unek boleh protes. Been that, done that dalam kondisi hamil muda. Membantu sekali kok kalau kita bikin rame, mencelikkan mata semua pihak yang mengenal si pencitraan, apalagi kita kan sama-sama tipe orang jujur ceplas-ceplos.
Menurut saya, Anda kurang berjuang sebagai suami yang mempertahankan istri yang sudah melahirkan 3 anak.
Tetapi kalau ternyata Anda cemburu karena istri ngobrol sama JT… Yah saya tidak bisa ngomong lagi kecuali: Anda terlalu posesif! Kita sama lho, benci dengan “penjahat” berinisial JT.
Kadang tuh cewek udah menikah pun hanya mau didengerin ngomelnya, opininya, idenya. Kita cewek baik-baik nggak bakal pegang-pegang cowok lain. Banyak suami yang fokusnya ke badan istri kalau istri lagi serius dan bukan otak cerdas istri, jadi istri cari teman intelektual buat ngobrol tanpa going physical. Terkadang tuh saya sebagai istri malah merindukan zaman suami masih jadi teman biasa, yang tidak melihat saya secara fisik, murni suka saya karena isi otak dan prinsip hidup saya. Saya yakin dahulu Anda dan Bu Vero juga demikian – setara secara intelektual dan kebaikan hati.
Silence is Golden
Pak Ahok, 20 tahun itu bukan waktu yang singkat. Sampai dicerai pun, klaimnya selingkuh hanya dari pihak Anda. Bu Vero malah GTM/gerakan tutup mulut dan masih sibuk menghadiri kegiatan sosial yang tidak diliput tetapi nongol di Instagram yang minta we-fie, berlibur bersama anak-anak, menghadiri premiere A Man Called Ahok dan masih memuji alm bapak mertua dengan panggilan Papa. Beliau masih menganggap mendiang ayah mantan suami sebagai ayah.
Teori saya dan ibu-ibu lainnya, Bu Vero sudah capek. Pasti stres berat jadi istri Anda yang dimusuhi banyak orang. Selalu ada yang mau menghabisi nyawa Anda. Capek lahir batin, harus siaga siang-malam. Harus siap mental jika tiba-tiba Anda ditembak mati, lalu menguburkan Anda di Belitong Timur, seperti permintaan Anda sendiri. Mungkin saja Bu Vero maunya hidup tenang, Anda jadi pengusaha biasa, yang tidak diancam pembunuhan 24/7. Sewaktu menikah pertama, Anda kan masih pengusaha. Pasti berat sekali bagi istri untuk menyesuaikan ekspektasi dari istri pengusaha menjadi istri politisi.
Bu Vero terlihat pasrah, tidak mau melawan Anda saat Anda ceraikan. Malah sekarang semua orang pada suudzon. Itu yang bilang sesama ajudan, lho, bahwa dia tidak bakal seperti Puput. Tidak etis.
Think about a lot of stakeholders in your life
Sekarang Anda memilih menikahi mantan ajudan mantan istri yang seumuran dengan anak sulung Anda. Saya tidak bisa membayangkan perasaan anak-anak Anda. Mbah Mijan saja bisa “merasakan keberatan dari anak-anak Anda”. Sementara calon bapak mertua Anda juga terkesan sebenarnya tidak rela melepas putrinya? Tapi bapak kalau berkeberatan ya tetap kalah secara hukum karena anaknya sudah 21 tahun.
Menikah bukan hanya antara suami istri. Apalagi status duda tiga anak. Mau dikemanakan tiga anak dalam kehidupan baru?
Tidak mau janda atau perawan tua
Hahaha, yang ini sudah banyak perempuan yang menghujat Anda, tidak sadar Anda itu duda tua. Seandainya Anda jadian sama Ira Koesno, mungkin yang komentar lebih sedikit karena Ira lebih “selevel”…
Anak itu titipan Tuhan
Mungkin ini puber kedua, tetapi tanggung jawab sebagai ayah bagi tiga anak harus diutamakan. Tiga lho, tiga! Apalagi si bungsu Daud, yang jadi idola masyarakat karena kepolosannya. Selama anak belum menikah, anak masih menjadi tanggung jawab orang tua. Anak tidak hanya butuh materi, tetapi lebih penting lagi arahan moral, psikologis, spiritual.
Ada yang curhat, ibu menikah lagi setelah ayah meninggal — sampai sekarang si anak yang menikah dan jadi ibu masih sakit hati somehow lho. Apalagi ini bapak menikah lagi dengan seumur anak, dengan posisi ibu masih hidup dan ngopeni anak. Rasa sakit hatinya pasti berlipat.
Mungkin wanita Kristen taat lebih kuat imannya daripada laki-laki. Saya mengenal seseorang (now RIP) yang ditinggal mati suami saat beliau baru berusia 40-41 tahun, dengan 3 anak dan anak terkecil baru 5 tahun. Cantik, kaya, kalau mau kawin lagi masih banyak yang mau. Tetapi beliau sampai wafat memilih untuk tidak menikah lagi dan fokus membesarkan anak sekaligus usaha yang dirintis suami. Usaha lebih berkembang pesat di tangan si istri.
Kere Munggah Bale
Menikah dengan mantan ajudan – sudah banyak yang komentar ini pasti cewek matre? Boso Jowo: kere munggah bale. Bayar denda keluar dari ikatan dinas kepolisian 10 tahun masih lebih menguntungkan karena akses finansial jika menikah dengan Anda. Argumen orang-orang ini valid dan logis. Perbedaan ekonomi dan status sosial lebih bisa dimaafkan jika pasangan seumuran dan berusaha sama-sama dari nol. Lain cerita jika Anda sudah uzur, dan dari ketiga anak tidak ada yang mau merawat dan Anda memang tidak mau masuk panti jompo. Lalu warisan jatuh ke tangan istri terakhir/perawat. (Ini mah khas dorama Jepang).
Menegur Saudara Seiman
Mau bilang kami ibu-ibu rempong, silakan saja, tapi dalam agama Kristen diajarkan untuk menegur “saudara seiman” yang berbuat salah. Dan menurutku, keluar dari penjara langsung menikahi mantan ajudan mantan istri tanpa restu dari ketiga anak, juga dengan “keberatan terpendam” dari ayah kandung calon istri itu benar-benar bukan tindakan terpuji. “Hai ayah, jangan sakiti hati anakmu!” Kolose 3:21
Percaya ramalan, garis tangan, batu merah delima – bagi Kristen taat ini musyrik. Meski saya sendiri berprinsip: hanya percaya yang baik-baik karena Tuhan selalu mencukupkan pada waktunya. Jika ada yang bilang: hoki Anda jelek dengan Bu Vero, saya kok malah sangsi. Tanpa Bu Vero, Anda tidak akan dikenang dengan terobosan-terobosan kesejahteraan rakyat DKI selama Anda menjabat.
Misc
Saya masih respek dengan siapa pun fotografer yang memisahkan Puput – tidak masuk berfoto dengan ibu dan adik-adik Anda karena bagaimanapun dia belum resmi menjadi bagian dari keluarga.
Sama-sama bare naked face, tanpa rias wajah, kami ibu-ibu rempong setuju bahwa mantan istri Anda lebih cantik daripada calon baru Anda. Mantan istri Anda kalem, anggun, dan berkelas. Yang sekarang ini lebih jago make-up (terlihat dari alis cetar). Ada juga yang bilang alas bedak diputihin dan ditebelin biar seputih Bu Vero. LOL. Anyway, kalau mau lihat perempuan Jawa cantik, coba bandingkan Bu Happy masa muda dengan Puput. Apple to apple. Dari foto sewaktu Puput mengawal Ibu Vero saja terlihat “njeglek” banget auranya. Banyak yang yakin pamor Anda akan meredup kalau turun kelas. Well, let’s see.
Tag:30haribercerita, Christianity