Hmm. Terus terang, aku gak tahu 5 tahun lagi bakal ada di negara mana. Suami sudah gatal pindah. Visi kami soal anak sudah jelas: they have to achieve better than both of us yang “cuma lulusan top NUS”. Apalagi setelah suami getol lihat lecture di Harvard, di mana mahasiswa diajak diskusi, diekspos ke berbagai teori, debat, setara sama dosen. Itu tidak terjadi di NUS nor Newcastle, Aussie (bukan Newcastle asli di UK hahaha, aku dulu diejek teman NUS kalau S2 ku itu Newcastle KW).
Levelnya Harvard oleh profesor lulusan Oxford memang beda! Teman-teman kuliahnya levelnya juga beda. Seleksi masuk jelas lebih susah.
We know our kids have the brain. Dan doaku adalah mereka akan berguna bagi dunia. Nobel Prize, anyone? Ayo keturunanku yang nanti baca blog ini… Mama/oma/great grandma kalian percaya bahwa akan ada keturunanku yang prestasinya tingkat dunia.
Yang jelas, anak-anak kami gak bakal kuliah di Indo. Lah ortunya aja kuliah di LN.
5 tahun lagi si sulung masuk SMP. I totally have no idea what her interests and talents will be. Anak lanang: kelas 6 SD, semoga masih mau belajar dan tidak sombong. Dua anakku bikin emosi karena gak mau belajar, sudah dapat 100. Mentalitas sombong, tidak sesuai kaidah dari alm Pak Pram, guru favoritku sepanjang masa.
Minat anak sering berubah. Bakat banyak juga bingung mau menekuni yang mana. So, we’ll see…
Financial wise, 5 tahun lagi harusnya suami istri kerja keras udah lebih sugih 😎 Semoga bisa beli properti di negara 4 musim.

Tag:BPNRamadan2021